#DIKSI MARATON - Kejujuran Dalam Berkarya Adalah Segalanya

Author Fesmi 14 October, 2021


JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com, -- Kejujuran dalam berkarya, terutama dalam membuat lirik dan lagu, adalah faktor kunci bagi seorang komposer. Dengan meletakkan kejujuran di atas segalanya, hasil akhir yang didapatkan dengan sendirinya, akan luar biasa. Apalagi ada cinta dalam sebuah karya, maka keberhasilan sebuah karya cipta, hanya masalah waktu saja.

Karena sebuah lagu, apapun genre, dan liriknya. Dengan kedalaman lirik, keindahan melodinya, akan menemui pendengarnya dengan caranya sendiri. Cara ajaib, yang dalam banyak hal sangat sulit dilogika oleh penciptanya.

Tanyakanlah hal itu kepada Anindyo Baskoro atau yang lebih dikenal dengan nama Nino RAN dan Gerard Situmorang, bassist Barasuara, dalam; Diksi Episode 2. Bertema; 
Menciptakan Karya Musik Yang Berdaya Tarik. Yang diinisiasi oleh FESMI (Federasi Serikat Musisi Indonesia).

Menurut Nino, sebagai penulis lirik modal utamanya adalah kata. "Makanya kalau saya, maaf, buang air besar, saya selalu sebisa mungkin baca KBBI, sekaligus membaca diksi dengan berawalan tertentu. Sehingga kita terlatih freestyle dengan rima. Ini berguna saat saya menulis lagu, karena rima keluar dengan sendirinya," kata Nino secara daring, Jumat, 8 Oktober 2021.

Dia melanjutkan; " Dari taste gwe menulis, kata-kata berima sangat mudah diingat. Kalau jaman dahulu (orang) nulis dairy, gwe membiasakan diri menulis kalimat di note gwe. Misalnya, ada orang datang, mau dibikinin lagu seperti apa, medium beat atau up beat, plus apa yang mau disampaikan dalam lagu itu. Biasanya dalam workshop pertama sejam dua jam, habis untuk ngobrol. Karena, biasanya, ada orang minta lagu sedih, pada saat saya sedang bahagia, dan atau sebaliknya. Untuk itu, note itu saya buka," katanya melanjutkan.

Sadar akan pentingnya budaya mencatat, dan membaca. Nino mengarsipkan semua hal yang dinilainya penting.

"Untuk menulis lagu atau lirik juga melodi, biasakan mengarsipkan semua perasaan kita. Karena pada suatu saat pasti akan kita gunakan. Sedih itu investasi untuk creator music.Semua perasaan yang lalulalang dari Tuhan adalah titipan untuk kita mengolahnya menjadi apa saja (bentuknya)," kata Nino melanjutkan.

Segendang sepenarian, Gerard Situmorang, bassist Barasuaramengatakan, proses kreatif setiap penulis lagu, bisa bermacam-macam.

"Kalau inspirasi gwe dari nonton bola. Karena cita-cita gwe jadi pemain bola. Di luar suka main game dan anime. Meski makin ke sini, nulis lagu seperti trial dan error, apakah nulis lirik duluan atau melodi duluan. Kalau saya nonton bola biasanya dapat melodi, bukan kord. Kalau lagu ada entitas terpisah, ada melodi, harmoni atau kord, dan lirik. Karena gwe gitaris. Setelah trial and error, saya akan memaksakan diri membuat lagu di hari itu juga," kata Gerard.

Gerard mengakui, menulis lagu, seperti latihan gitar. Meski ada dalam satu hari, dia bisa tidak dapat lirik dan lagu. Tapi, yang paling utama, menurut dia, tugas penulis lagu adalah men-chapter trigger pertama. Dapat sound baru dan seterusnya. 

"Inspirasi tidak harus main game, anime dan nonton bola akhirnya, tapi bisa dari musik itu sendiri. Penulis lagu harus suka dengan apa yang dihasilkannya. Dan harus sadar dengan keputusan yang dia ambil," katanya.

Bagi Gerard, seorang musisi, arranger, gitaris dan lainnya, modal pertama dan utamanya adalah mendengarkan. Listening.

"Dengan mendengar kitab bisa mengerti harmoni yang komplek tapi bisa disampaikan dengan sederhana," imbuh dia merujuk pada nama Tulus yang ahli membuat line lirik, tapi temannya yang membikin lagu dan melodinya. Juga Melly Goeslaw bikin lirik, Antoe Hoed yang bikin kord-nya. Atau Yovie Widianto bikin lirik jaman sekarang atau (cenderung bernuansa) murahan, tapi bisa nyampe ke pendengarnya.

"Gimana caranya menggunakan kata basi, tapi bisa nyampe secara melodi, itu PR," kata Gerard.

Lagu Komersial.

Ihwal kiat membuat lagu komersil, catchy sehingga diharapkan diterima masyarakat. Bagi Nino dan Gerard, tidak ada kiat tertentu. Karena menurut mereka berdua, dalam membuat lagu, memasukkan unsur komersial, baik dari segi melodi dan reff, misalnya, tidak ada formulasi pastinya.

"Cukup menulis sejujur jujurnya," kata Nino.

Visi komersil seseorang adalah hasil manifestasi musik yang didengar.

"Atau hook dalam kasus gwe pribadi. Apakah lagu ada hooknyaatau tidak, itu urusan nanti. Gwe tidak pernah menyeting hooknya. Selama gwe nyaman bikin lagu, jangan terlalu dipikirkan hook-nya, nanti ketemu sendiri. Sepanjang lagu yang gwe ciptakan, itu hook keluar dengan sendirinya. Apapun yang keluar pertama kali dari mulut gwe, itu yang terbaik. Itu akan menjadi sesuatu yang berdaya. Yang akhirnya mendatangkan ketertarikan," terang Nino.

Bagi Nino, ketersampaikan sebuah lagu kepada pendengarnya, jauh lebih penting daripada nilai komersialisasi lagu itu sendiri.

"Pernah ada komen dari pendengar lagu gwe, yang mengatakan, setelah mendengarkan lagu kakak saya tidak jadi bunuh diri. Itu Gokil. Makanya lagu itu mempunyai daya yang lebih besar, daripada berpikir tentang jualan (belaka). Lebih penting lagu kita berarti daripada pendengarnya berjuta-juta," tekan Nino sembari menambahkan, apapun yang dibuat untuk menggapai sesuatu, hasilnya pasti bagus, karena tidak dibuat buat.

"Bikin lagu ya senyaman mungkin. Just be your self. Menulis lagu itu dibuat, bukan dibuat-buat," katanya.

Gerard memperkuat pendapat Nino. Menurut dia membuat lagu organik dan natural saja.

"Gwe ngga pernah mikirin lagu harus ada hook nya dan seterusnya. Selama melodi saya suka, sudah. Kalau Barasuara, ditulis Iga (lagunya), dengan repitisi dan pattern yang sama. Dengan beberapa perubahan dinamika lagu. Sehingga pengulangan itu mengundang ketertarikan. Guna Manusia, gwe bikin selama 10-15 menit, lalu gwe bawa ke kawan-kawan Barasuara, awalnya tidak ada yang tertarik. Tapi beberapa Minggu kemudian, baru dapat pattern nya," kata Gerard.

Gerard mengtakan, selama seorang penulis lagu menulis dengan hati, hasilnya akan baik sekali.

"Sebagai musisi kita harus jujur dengan apa yang di hati kita, klise sih. Tapi memang demikian adanya. Meski gwe tetap menyerap semua jenis music, dari Dewa, Padi sampai Dewa Budjana, juga Rush, Yess sampai Guruh Gipsy. Yang penting taruh hati gwe di lagu itu," pungkasnya. (G20).